HUMANITY FIRST - HF Buka Dapur Umum, Bantu KORBAN BANJIR BANTEN 2012
DI DESA DUKUH KEC. KRAGILAN KAB. SERANG PROV. BANTEN
Laporan : Arif ra
Cuaca Senin 16 Januari 2012 siang itu terasa terik sekali berlawanan dengan cuaca dua hari yang lalu dimana hampir di semua daerah Banten hujan tidak berhenti. Waktu itu jam menunjukkan sekitar 12.30, suara dering sms ku berbunyi. Setelah aku lihat ternyata ada informasi dari Qaid Daerah khuddam Banten untuk melakukan survey ke lapangan korban banjir di daerah Kragilan. Setelah berkoordinasi dengan ketua Cabang Serang Bpk. Yusep Aldrin, aku dan Qaid Daerah khuddam Banten Yus Asaf sekitar jam 14.00 segera meluncur ke lapangan untuk survey mencari lokasi yang tepat untuk dapur umum Humanity First.
Sekitar 45 menit kemudian kami berdua sampai di lokasi survey, sengaja tidak berkoordinasi dulu dengan aparat pemerintah, karena selain sudah sore kuatir cuaca tidak mendukung juga sambil menunggu bpk. Yusep Aldrin (Ketua Cab. Serang) yang ikut menyusul ke lokasi.
Lokasi survey pertama yang kami datangi desa Picon Kec. Kragilan Kab. Serang. Hasil dari survey desa ini untuk kesehariannya mendapat bantuan dari Kecamatan. Bantuan tersebut menurut salah seorang warga (ketua Pemuda) terbilang lancar karena mungkin dekat dengan Kecamatan. Untuk bisa masuk ke lokasi kita harus menggunakan perahu karet, karena jalan masuk ke desa ada bebarapa titik yang masih tergenang banjir, bahkan sampai ke pinggang.
Sekeluarnya dari lokasi dan bertemu dengan Pak ketua, kami bertiga segera meluncur ke Kecamatan untuk melakukan koordinasi tentang rencana kedatangan kami dari Humanity first yang akan membuka dapur umum untuk korban banjir.
Di kantor kecamatan kami bertemu dengan tim Tagana (Taruna Tanggap Bencana) Kab. Serang. Dari hasil koordinasi dengan mereka disarankan untuk tidak membuka dapur umum di desa Picon, karena relatif mereka rutin mendapatkan bantuan. Tagana menyarankan ke lokasi yang jarang menerima bantuan, dan mereka siap untuk mengantarkan ke lokasi yang dimaksud.
Setelah berkoordinasi dengan Humanity First ( Kang Fakih) akhirnya diputuskan kita ikut saran dari Tagana. Hasil dari keputusan sore itu, rencana malamnya tim dari Humanity First ( Kang Fakih) akan datang ke lokasi. Tapi mengingat hari yang sudah terlalu malam dan persiapan mereka belum selesai, akhirnya di putuskan untuk berangkat sehabis sholat Shubuh.
Pagi itu selasa 17 Januari 2012 kami dari Serang QD Khudam Banten M. Yus Asaf & Alfi Syahri Khuddam dan Arif RA Anshor berangkat ke lokasi untuk mendampingi/membantu Tim Humanity First (Kang Fakih & 3 Khuddam) membuka dapur umum korban bencana banjir di Kecamatan Kragilan. Untuk Ketua Cabang Serang sendiri pagi itu tidak bisa ikut, karena kebetulan beliau harus mengantar Ibu Ketua Pengda LI Banten & BPLI untuk memberikan bantuan korban banjir di daerah Rangkas.
Sekitar jam 07.30 rombongan Humanity First ( Kang Fakih dkk) sampai di Pintu tol Ciujung Kragilan. Kemudian kami bergabung dan melanjutkan perjalanan untuk berkoordinasi dengan Tagana (bpk. Hugeng). Sambil sarapan pagi dan minum segelas air teh manis dan secangkir kopi kami melakukan koordinasi di sebuah warung makan pinggir jalan. Kebetulan jadual Pak Ketua Cabang Serang ada sedikit perubahan. Rencana pagi ke Rangkas berubah jadi siang hari, jadi koordinasi itu dihadiri juga oleh beliau dan Ketua Pengda LI Banten.
Hasil dari koordinasi, Bpk. Hugeng (Tagana) sebagai penunjuk jalan menuju lokasi. Perjalanan ke lokasi dari Pintu Tol Ciujung Kragilan di tempuh sekitar 45 menit. Sekitar jam 10.00 wib kami tiba di lokasi. Pada saat kami tiba, kondisi sudah tidak banjir lagi. Kondisi pada waktu itu becek dan tanah bercampur lumpur menutupi jalan desa setebal ± 10-20 cm. Kami bertiga khususnya sempat teringat peristiwa 11 bulan yang lalu, dimana saat peristiwa tersebut kondisinya hampir sama habis hujan dan berlumpur. Kebetulan kami bertiga Arif RA, Yus Asaf dan Alfi S alumni Cikeusik. Alhamdulillah kami bertiga bisa kembali lagi turun melakukan pengkhidmatan, ini tentunya berkat doa-doa jemaat.
Lokasi yang di jadikan dapur umum terletak di Desa Dukuh Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang Provinsi Banten. Untuk bisa ke lokasi dari arah Jakarta keluar pintu tol Ciujung belok kiri ke arah Serang. Tepat setelah Pom Bensin sebelum jembatan belok kanan pangkalan ojek Binong (Perumahan Ciujung City). Dari terowongan jembatan Tol sebelah pintu perumahan Ciujung City perjalanan dilanjutan dengan menelusuri samping sungai sampai di bawah 2 tower pemancar. Dari tower tersebut diteruskan lewat perkampungan penduduk sampai areal persawahan (samping Tol) di daerah rendah baru sampai lokasi desa Dukuh.
Sesampainya di lokasi kami berkoordinasi dengan kepala desa dengan didampingi oleh P Hugeng (Tagana). Tanpa banyak membuang waktu kami segera mempersiapkan segala sesuatunya untuk keperluan dapur umum. Dapur Umum yang kami dirikan tepatnya di antara kantor Kepala Desa Dukuh dan Mesjid Desa lama (warga bangun mesjid baru pasca banjir 2001 ke areal yang lebih tinggi dan jauh dari sungai) dengan latar belakang tepat pinggir sungai Ciujung.
Dengan diantar oleh Tagana Kang Fakih segera pergi belanja untuk kebutuhan dapur umum ke pasar Ciruas, sedangkan kami di lokasi mempersiapkan peralatan dapur umum. Sekitar jam 15.00 aktifitas dapur umum segera di mulai. Hasil dari koordinasi, kita hanya menyiapkan makam malam saja. karena pagi dan sore hari masih ada bantuan dari luar yang masuk. Pada saat kita beraktifitas ada kunjungan ke kantor kepala Desa dari Asda Provinsi beserta rombongan (ada wartawan juga), walaupun beliau tidak melakukan perbincangan dengan kita, tapi beliau sempat berhenti mengamati kegiatan dapur umum yang kita buka.
Di hari pertama 17 Januari 2012 kita menyediakan nasi bungkus sekitar 1200 bungkus untuk warga. Menu yang kita buat telor sambal balado dengan sayuran kol cabe merah. Alhamdulillah dengan waktu yang sedikit (sore baru mulai masak) habis ba’da Magrib sebagian makanan sudah bisa di bagikan. Ini semua tidak terlepas dari bantuan warga, Tagana, dan anak-anak sekolah yang memang sedang dikerahkan untuk membantu korban banjir. Sekitar jam 20.30 nasi bungkus yang kita sediakan sudah habis tersalurkan. Sekitar jam 22.00 Wib kita dapat kunjungan dari Gondrong/Tangerang di dampingi Bpk. Mblg. Saghir beserta rombongan ada 6 orang. Tujuan mereka salah satunya memberikan bantuan berupa uang dari PPMA Anshor untuk Humanity First. Malam hari itu juga rombongan pulang.
Hari kedua 18 Januari 2012 tidak beda dengan hari sebelumnya menu yang kita sajikan teri kacang dengan sayuran buncis. Untuk hari kedua ini aktifitas dapur umum sampai sore hari alhamdulillah sudah bisa kita selesaikan. Selain karena ada keikut sertaan dari aparat TNI membantu di dapur umum juga karena kita mulai aktifitas di pagi hari. Ketua Cabang Serang, mantan QM Khuddam Serang sdr. Hakim dan Ketua Pengda LI Banten ibu Iim/Yusep turun ikut membantu dapur umum.
Ada yang istimewa di hari ke dua ini, yaitu kita mendapat kunjungan Dandim didampingi Danramil ke dapur umum. Kedatangan mereka di antar oleh kepala Desa. Cuma sayangnya kita tidak sempat mewawancarai, karena kebetulan kita sedang makan siang bersama dengan tim di belakang dapur umum.
Menjelang magrib kita kedatangan tim Homeopathy, mereka terdiri dari Bpk. dr. Aca + istri, Bpk. Ir. Elon (Bekasi), Bpk. Irfan+istri (Panunggangan), Sdri. Ica ( LI Kebayoran). Setelah koordinasi dengan kepala desa, pengobatan dilakukan di kantor desa Dukuh setelah sholat magrib. Animo masyarakat sungguh di luar dugaan. Ini terbukti dengan banyaknya yang datang untuk berobat. Awalnya mereka sempat bingung juga dengan pengobatan homeopathy, tapi setelah di berikan sedikit penjelasan oleh Bpk. Ir. Elon akhirnya mereka bisa mengerti, dan keaktifan masyarakat dalam bertanya memudahkan Bpk. Ir. Elon untuk menjelaskan apa itu homeopathy. Rata-rata warga yang datang menderita gatal-gatal, batuk, diare, dan kecapaian. Ada salah satu anak kecil yang menderita gatal-gatal sampai terlihat benjol-benjol di sekujur tubuh dan kepala.
Pengobatan baru berakhir sekitar jam 22.00 wib. Tim Homeopathy pulang juga malam itu. Rencana yang tadinya mau di lanjutkan besok pagi tidak jadi karena ada informasi dari kelurahan ada tim kesehatan dari RS. DKT. Melakukan pengobatan esok hari.
Pada hari ketiga 19 Januari 2012 kita dapat kunjungan dari mubalig wilayah Banten bpk. Hasan Basri dan Mblg. Cisereh Bpk. Ochim. Untuk menu di hari ketiga ini tumis oseng sawi toge campur tempe dengan dendeng Ikan mujaer.
Untuk menu hari terakhir 19 Januari 2012 tumis sawi putih sama telor rebus. Di hari terakhir ini kita menyediakan untuk makan siang. Sekitar jam 11.00 wib aktifitas dapur umum selesai sudah, tinggal beres-beres persiapan pulang dan mengantarkan masakan yang sudah siap dibungkus. Sekitar jam 13.10 kita foto bersama dengan lurah, bu lurah, carik dan segenap warga desa dukuh. Dan tak lupa kita berpamitan untuk pulang menyudahi dapur umum. Sekitar jam 13.20 dengan didahului doa yang dipimpin oleh Ketua Cab. Serang Bpk. Yusep Aldrin dan diiringi oleh warga, Tim HF meninggalkan lokasi dapur umum. Terlihat ada sebagian warga terutama kaum ibu yang menitikkan air mata, seakan-akan mereka berat melepaskan kepergian kita.
Dari cerita mereka bahkan ada yang menginginkan kalau kita bisa lebih lama lagi, celotehnya : “coba sebulan ada dapur umum”. Disamping kekuatan kita yang terbatas tentunya hal ini tidak bisa kita penuhi, karena dikuatirkan akan membuat mereka terlena. Begitu juga dengan Lurah Desa Dukuh atas nama warga mengucapkan banyak terima kasih tidak bisa membalas. Mereka merasa senang dengan kedatangan kita, karena baru kali ini dibuka posko dapur umum. Bantuan yang datang biasanya berbentuk sembako atau nasi bungkus dll. Rata-rata komentar mereka hampir sama dan merasa heran, karena baru kali ada yang mau membuka dapur umum langsung di lokasi. Orang yang paling penasaran dengan Tim HF adalah Bpk. Hoegeng dari Tagana, beliau tidak percaya dan tidak habis pikir bahwa kita adalah sukarelawan murni tidak dibayar. Sampai-sampai beliau bertanya satu demi satu, dan jawaban kita semua sama, kita sukarelawan. Akhirnya oleh kang Fakih di ajak kalau ada waktu main ke Kebayoran Lama.
Sungguh pemandangan yang sangat kontradiksi dengan Cikeusik. Di Cikeusik bukan tangisan dan kerinduan yang kita dapat, tapi darah, nyawa, senjata tajam dan sambutan kata-kata yang tidak mengenakan yang kita dapat. Di dapur umum ini kita dan warga menyiapkan makan untuk kelangsungan hidup kita bersama. Keringat yang kita dan warga keluarkan untuk memasak dan mengangkat air dan beras. Senjata yang kita dan warga gunakan untuk mengiris sayuran dan ikan.
Kata-kata yang keluar dari mulut kita dan warga untuk mengusir keheningan dan kelelahan. Kita berlari untuk menyampaikan menu makan yang sudah siap begitu juga dengan warga mereka mendatangi untuk mengambil menu makanan yang kita buat. Sungguh suasana yang kontradiksi...mudah-mudahan warga desa dukuh di jauhkan dari sifat-sifat sebagian warga Cikeusik, walapun mereka tidak/belum tahu sesungguhnya kita. Amin. (arif ra@AR6211CKS)
HF “Bendera” Warisan Khalifatul Masih Untuk Perdamaian & Kesejahteraan Dunia
Hazrat Mirza Taher Ahmad ra, Huzur keempat, telah menyiapkan sebuah Lembaga Alternatip untuk kita bisa menyumbangkan Dharma Bhakti kepada segenap lapisan masyarakat, tanpa perlu memandang dari mana kita , atau dari mana mereka - yang kita bantu- berasal.
Humanity First- HF , lembaga warisan Huzur keempat itu, saat ini telah bekerjasama dengan Perserikatan Bangsa Bangsa, dan berbagai Lembaga International lainya, sehingga telah bisa membantu jutaan umat manusia di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, sehingga mereka memperoleh keadaan yang lebih baik dari sebelumnya.
Kita bisa meraih hati lebih banyak umat manusia, jika menjadikan HF sebagai”Bendera” untuk mengkhidmati mereka, dan melepaskan diri dari sandera Theologi- yang secara tidak sadar sering melahirkan Fantasi Religius Arus Negatip, yang pada giliranya membuahkan Anarkisme merugikan semua fihak.
HF adalah Pilihan untuk mempercepat langkah menggiring manusia, menuju Cinta Bagi Semua- dan Tiada Benci Bagi Siapapun.
Berikut adalah contoh sejumlah Program HF yang bisa di terapkan di Indonesia, dalam situasi apapun, baik ada atau tidak ada bencana alam.
Pelatihan Kejuruan
Humanity First- HF telah bekerja sama dengan Otoritas lokal yang berwenang di seluruh Afrika, untuk memastikan bahwa kita dapat menyediakan pelatihan kejuruan yang dibutuhkan masyarakat setempat, dengan harga yang memungkinkan, sehingga anggota masyarakat miskin bisa mendapat manfaat besar.
Sering kali, sementara fasilitas pelatihan yang baik tersedia di kota-kota besar dan kota menengah, HF telah telah mereplikasi fasilitas tersebut, dengan biaya yang jauh lebih rendah
, untuk diterapkan di daerah pedesaan.
, untuk diterapkan di daerah pedesaan.
Hal ini membantu untuk menjadikan desa dari pertanian subsisten ke komersial jangka panjang ,
menciptakan pekerjaan yang dapat mengantarkan seluruh masyarakat keluar dari kemiskinan dan ketergantungan bantuan.
menciptakan pekerjaan yang dapat mengantarkan seluruh masyarakat keluar dari kemiskinan dan ketergantungan bantuan.
Contoh adalah pelatihan IT- Teknologi Informasi. Selama beberapa tahun ini, HF telah membangun lembaga pelatihan TI di beberapa NegaraDunia berkembang, dan sekarang memiliki 22 Pusat di 13 Negara di 4 Benua.
Awalnya, sebagian besar siswa diajarkan dasar-dasar komputer dan Microsoft Office (Word, Excel dan PowerPoint) , sebelum mengkhususkan diri dalam kursus lebih maju, yang mencakup
Internet, Desktop Publishing, Grafis dan Infrastruktur. Kursus ini disubsidi oleh HF, dan sering ditargetkan untuk daerah pedesaan dan miskin yang tidak memiliki aspirasi untuk masuk TI dalam tempat pertama.
Internet, Desktop Publishing, Grafis dan Infrastruktur. Kursus ini disubsidi oleh HF, dan sering ditargetkan untuk daerah pedesaan dan miskin yang tidak memiliki aspirasi untuk masuk TI dalam tempat pertama.
Sebagai hasilnya, dari ekspansi pusat IT kami, hampir 20.000 siswa sekarang telah lulus dari IT pusat kami, dan telah mendapatkan pekerjaan di layanan sipil dan juga di sektor swasta.
Dampaknya , bahwa para siswa kadang-kadang telah -tidak hanya mendukung keluarga mereka sendiri, tetapi kadang-kadang seluruh desa, dan mengubah pandangan dari kekurangan anak muda dalam hal aspirasi karir.
Di tempat lain, HF sekarang memiliki sejumlah pusat Keterampilan Menjahit yang beroperasi di Afrika, di mana orang diajarkan untuk menggunakan mesin jahit dan dasar-dasar menjahit. Begitu banyak permintaan untuk menjadi desainer busana, sehingga kadang-kadang ada dua gadis untuk setiap satu mesin jahit.
Sementara mereka belajar, mereka menghasilkan seragam murah atau gratis, untuk sekolah dan lembaga lokal lainnya. Pada akhir program, siswa disediakan dengan Mesin jahit dan
panduan tentang bagaimana cara memulai pondok industri mereka sendiri. Sejauh ini, hasilnya telah sangat menggembirakan.
panduan tentang bagaimana cara memulai pondok industri mereka sendiri. Sejauh ini, hasilnya telah sangat menggembirakan.
Bukan hanya Menjahit dan TI keterampilan yang mereka perlukan, tetapi kebutuhannya berbeda-beda berdasarkan negara dan kabupaten.
Di Afrika Timur, HF sekarang berinvestasi di jenis-jenis pelatihan kejuruan, termasuk Menjaga Bee, Brick Membuat dan mentransfer pengetahuan tentang teknik-teknik pertanian yang lebih baik. HF adalah berkat besar bagi seluruh komunitas Budaka.
Saat ini banyak dari mahasiswa HF yang nyaman dipekerjakan [di IT], sebagai akibatnya , mereka juga mampu memenuhi kebutuhan dasar untuk mengurus keluarga mereka.
Kami para pemimpin Distrik Budaka sangat terkesan dengan teladan karakter kepemimpinan yang ditunjukkan para aktivis HF. (Mulomi Samuel, Ketua Kabupaten Budaka, Uganda)
Relawan HF Indonesia
Abdul Munim, Pria Pengusaha Advertising Jakarta ini, beberapa kali aktip ikut memimpin para Relawan HF di Gempa Yogyakarta, Gempa Niaz, dan Tsunami Pangandaran 2006. Jebolan Pesantren Gontor itu, juga aktip saat HF membantu korban banjir Jakarta.
“Clara” , panggil saja begitu. Dara cantik dari London ini, datang ke Dapur Umum HF di Pangandaran 2006, bersama Tim Rotary UK, untuk mesuport mental tim HF , serta memberikan bantuan obat-obatan.
Mubarik A SH, Lelaki Penjaga Gerbang Gondrong ini, aktip ikut dalam kloter pertama Relawan HF saat membantu korban Tsunami Aceh. Alumni Universitas Muhamadiyah Jakarta itu, juga sempat berpose dengan Panglima TNI, yang kemudian gambarnya dipajang di rumah Engkongnya- di Gondrong.
Parman adalah aktivis HF dari Surabaya. Pria yang gemar berpeci haji ini, hampir sebulan bergelut debu, saat ikut membereskan puing-puing sisa gempa Yogya, bersama relawan HF lainnya.
Tohir Ahmad, aktivis HF asli Salatiga Jateng ini, tugasnya membungkus sayur dan nasi, sebelum dibagikan ke para korban gempa Yogya. Yang paling berat, menurut Tohir, saat tugas didaerah Ngoro-oro Yogya, karena ditempat itu, mata air kering dan hilang akibat gempa.
Dani, Jurumasak lulusan Bremen Jerman ini , hampir sebulan membantu Dapur Umum di Pos HF Pasca Tsunami Pangandaran 2006. Pria asal Kawalu – Jawabarat itu, selalu aktip setiap ada kegiatan HF yang berhubungan dengan masak memasak. Hal itu bagi Dani, merupakan Hoby sekaligus Pekerjaan- karena sesungguhnya dia juga berprofesi sebagai Jurumasak di Hotel International MANDARIN Jakarta.
Arif bin Malik SH. Pria Jawa kelahiran Jakarta ini, sudah malang melintang di berbagai tugas mengkhidmati kemanusiaan, bakan sejak usia Athfal. Walaupun titelnya Sarjana Hukum, di HF Arif tak segan-segan bertugas dibagian tukang bersih-2 sampah, sisa hempasan Tsunami Pangandaran 2006.
Haris, Relawan HF asal Cianjur – Jawabarat ikut aktip sebagai Relawan Pasca Gempa Yogya, karena dia juga pas sedang Kuliah di kota Gudeg itu. Cita-citanya sih pengin nerusin kuliah ke Australia, katanya ke Redaksi.
Fakih, Kebayoran. Pemuda keturunan Cisalada ini aktip sebagai Koordinator Relawan HF di Pos Pasca Tsunami Pangandaran 2006. Tutur katanya yang agak tenang, membuat dirinya agak mudah mempersatukan potensi sejumlah aktivis lainya- untuk ditempatkan dibidang yang sesuai dengan ketrampilan masing-masing.
Reno – Kerinci. Mahasiswa Sumatra yang kuliah di Yogya ini, mulai aktip di HF saat Gunung Merapi Jateng mau meletus. Repotnya ingin membantu para korban Merapi, katanya, justru awalnya masih sangat diragukan oleh Pejabat setempat. Sehingga, untuk membuktikan keseriusannya dalam membantu korban bencana, Pak Lurah Hargobinangun- Lereng Merapi, menyuruh Reno CS , awalnya untuk membersihkan sampah yang sudah membusuk di belakang Balai Desa. Baru belakangan boleh gabung di dapur umum dengan tim TNI.