Masa Depan Islam
Pada pukul 8.34 malam hari Kamis tanggal 27 Maret 1989 diruang pesta sebuah Hotel Mewah di Park Lanne, London, Khalifah berdiri untuk menyampaikan pidato seabad beliau. Didepan beliau duduk banyak pria dan wanita dari seluruh dunia.
Ada mentri-Mentri Pemerintahan dan anggota-anggota parlemen dari banyak Negara. Ada penulis-penulis dan professor-profesor, dokter-dokter dan ahli-ahli hukum , ahli-ahli theology serta orang-orang bisnis. Sebagaian memakai jas makan malam, sebagian jubah berbagai warna dari Negara-negara Afrika Timur dan Barat , dan orang Skot memakai Kilt.
Pertemuan itu sangat penting.
Seratus tahun sebelumnya , Ahmad, Masih Mau’ud, telah mengambil sumpah baiat pertama dari pengikut beliau dalam suatu ruangan yang digunakan untuk membakar roti disebuah rumah yang sangat sederhana di Ludhiana, India. Beliau telah menubuatkan masuknya dunia kedalam Islam dalam tiga abad berikutnya.
Khalifah tidak menyebutkan angka-angka dalam pidato beliau tetapi hadiah-hadiah seabad yang dipamerkan memperlihatkan keberhasilan mereka. Sekarang terdapat lebih dari sepuluh juta orang Muslim Golongan Ahmadi. Sekitar lima juta berada di Pakistan, tapi sisanya dihampir setiap Negara di dunia, dari Kanada sampai Cina, dari Burundi sampai Birma, dari Rusia sampai Rwanda.
Seluruhnya mereka tahu ada orang-orang Ahmadi di 120 Negara. Di kebanyakan Negara mereka telah membangun mesjid-mesjid atau misi. Di Negara-negara lain karena dibatasi, mereka bertemu di rumah-rumah pribadi.
Semua itu dicapai dengan pengorbanan-pengorbanan dan kerja keras. Hasil-hasil ini sangat mengagumkan , Namun kata Khalifah itu belum cukup yang paling penting mulai sekarang semua Ahmadi harus menjadi Mubaligh secara pribadi.
Standar minimum yang diharapkan yaitu setiap Ahmadi harus memasukan sedikitnya 2 orang kedalam Islam. Adalah tugas setiap Mubaligh untuk melatih dan mempersiapkan yang lain menjadi mubaligh.” Kata Khalifah.
Sebagai hasilnya diselenggarakan konferensi untuk memutuskan cara terbaik dalam menyampaikan ajaran Islam kepada Dunia. Mubaligh-mubaligh yang sukses menceritakan bagaimana mereka berhasil dan orang-orang yang baru masuk bersedia menjelaskan mengapa mereka telah menjadi orang Ahmadi.
Rencana tabligh dimulai dengan 5 orang di setiap kelompok agar mereka dapat memberi dukungan serta memberi usul kepada satu sama lain dalam kampanye untuk menarik anggota baru. Setiap kelompok diberi target jumlah anggota baru yang harus dicapai dalam enam bulan berikutnya.
Khalifah menegaskan bahwa mula-mula menangkanlah hati mereka dan kemudian anda dapat memenangkan pikiran mereka.
Di seluruh dunia orang-orang Ahmadi melaksanakan pikiran beliau. Di Afrika organisasi wanita membuat pakaian dan tempat tidur bagi orang miskin. Mereka mengunjungi orang-orang sakit di rumah-rumah sakit dan orang-orang di penjara. Di seluruh dunia mereka beribu-ribu orang menjadi donor darah dan ginjal , kebanyakan memakai rencana dan menyatakan orang-orang Muslim Ahmadi.
Di Eropa dan Amerika utara mereka menyelenggarakan lomba sepeda dan lari marathon bersponsor untuk memperoleh uang penolong orang jompo serta anak-anak terbelakang.
Mereka harus menarik anggota baru dengan contoh diri mereka sendiri maka jadilah tetangga-tetangga yang baik. Jangan membuang sampah sembarangan. Jangan menghidupkan radio terlalu keras.
Berkenalanlah dengan tetanggamu, dorong beliau. Karena itu diadakan pesta taman pada hari-hari raya Ied, untuk para tetangga mesjid-mesjid mereka, serta ada kunjungan-kunjungan dari sekolah-sekolah berdekatan maupun dari sekolah-sekolah guru.
Keberhasilan abad kedua Ahmadiyah tergantung pada kaum muda, kata beliau. Oleh sebab itu para mubaligh menyelenggarakan kelompok-kelompok belajar pada hari libur sekolah dengan pelajaran Al Qur’an pada pagi harinya sementara sore harinya diisi dengan olah raga,P3K, dan latihan pidato.
Khalifah menekankan bahwa beliau ingan para wanita menjadi Dokter, arsitek, ahli-ahli hukum, guru, dan insinyur sebagaimana halnya para pria. Wanita tidak hanya mempunyai hak yang sama didalam Islam, malahan mempunyai hak-hak istimewa.
Beliau mendorong kelompok-kelompok wanita untuk menyelenggarakan tennis,renang serta olahraga lainnya.
Jangan lalaikan anggota-anggota baru kita, kata Khalifah. Islam tidak hanya milik timur. Islam adalah milik dunia.
Beliau memperluas pernyataan ini: “Saya ingin menumbuhkan sikap universal antara semua Ahmadi. Harus ada suatu perasaan kesatuan –bahwa kita semua adalah manusia dan tak diijinkan adanya suatu batas geografis maupun batas-batas ras.
“Hal tersebut cocok sebagai moto yang indah, tetapi sangat sukar ditanamkan pada orang-orang. Kesukaran yang telah saya temukan bukanlah dalam arti rasa unggul melainkan rasa rendah diri yang kadang-kadang mengakar dalam diri bangsa-bangsa.”
Jadi beliau menekankan agar anggota-anggota baru harus langsung menjadi anggota-anggota aktif. Lihatlah mereka dalam organisasi mereka sehingga mereka tahu bagaimana Jemaat bekerja dan mereka dapat lebih mudah membantu kita. Jangan biarkan mereka merasa asing karena perbedaan sosial ataupun bahasa.
Bukanlah terserah pada anggota-anggota baru itu untuk belajar Urdu, kata beliau. Kitalah yang harus belajar bahasa Inggris, Jerman , Belanda, Denmark, atau bahasa local manapun agar kita dapat mudah berbicara dengan mereka.
Pada saat ini kebanyakan Ahmadi berasal dari orang Indo-Pakistan, namun hal itu tidak akan berlangsung terus. Pada waktunya nanti anggota-anggota baru akan jauh melebihi seluruh penduduk Pakistan dan India pada saat ini.
Hal ini sudah mulai benar dalam skala kecil. Di beberapa kota di Inggris Utara terdapat banyak orang-orang Ahmadi yang merupakan anggota baru dibandingkan dengan yang terlahir didalam Ahmadiyah.
Khalifah juga meminta mubaligjh-mubaligh baru. Dalam dua decade pertama abad kedua Ahmadiyah beliau akan membutuhkan 5000 mubaligh baru, kata beliau.
Wakafkanlah anak-anakmu yang belum lahir untuk mengkhidmati Allah, tegas beliau. Pada tahun 1990 lima ribu anak –sebagian sudah lahir, sebagian masih dalam kandungan – telah diwakafkan untuk Jemaat Ahmadiyah sebagai calon mubaligh potensial dimasa depan.
Ini tak berarti para orangtua menerima suatu bantuan khusus dari Jemaat, hanya anak-anak tersebut tumbuh dengan mengetahui bahwa setelah kelahiran mereka orangtua mereka telah menginginkan agar mereka menjadi mubaligh. Jika mereka tidak berkehendak menjalani hidup sebagai seorang mubaligh maka tak ada paksaan bagi mereka untuk melakukannya.
Bagi setiap orang tua ada tugas-tugas khusus. Beliau memberitahu mereka, “Karena kemenangan Islam adalah pasti maka sekarang anda hanya memastikan bahwa nilai-nilai rohani dan ahlak Islam ditanamkan dalam hidup anda. Kemenangan dalam segi jumlah tak akan ada artinya jika kita kalah dalam pertempuran rohani yang harus dimenangkan didalam rumah kita.
“Kita harus meneliti rumah kita serta perilaku kita dan menciptakan kesalehan dalam hidup kita serta dalam hidup anak-anak kita. Di rumah-rumah dimana doa dipanjatkan anak-anak dengan cepat belajar bagaimana harus bersikap sebagai Muslim sehingga mereka akan tetap mengkhimati Tuhan sepanjang hidup mereka.
“Kehidupan anak-anak kita akan memperlihatkan kecintaan Allah dan mencerminkan nilai-nilai Islam dan Ahmadiyah. Ciptakan suasana kesucian dan kebenaran didalam rumah anda agar anak-anak anda menjadi hamba-hamba Allah yang sejati.”
Beliau mengajukan suatu permohonan khusus kepada kelima–ribu keluarga yang telah mewakafkan anak bungsu mereka kepada Tuhan. Sedapat mungkin mereka harus diajar berbahasa Cina, Rusia, dan Spanyol.
“Pada abad kedua Ahmadiyah kebutuhan pertama kita akan terletak di Cina, Rusia , dan Amerika Selatan,” kata beliau.
“Di Afrika kita mempunyai banyak orang Afrika yang berbahasa Inggris dan Perancis , kita sudah berdiri tegak dan berkembang baik. Tetapi di Cina,Rusia dan Amerika Selatan kita baru saja mulai.”
…………………………………..***
Khalifah tidak membicarakan hal-hal khusus ini ketika beliau berpidato pada acara makan malam Perayaan Seabad. Sebaliknya beliau berbicara tentang masa depan Jemaat Ahmadiyah.
Jalannya mungkin kadang-kadang gelap dan berbahaya ,kata beliau, tetapi masa depan akan cerah.
Beliau mengutip sebuah puisi, tentang seorang kurir yang menulis kepada rajanya bahwa ia bukannya takut kepada ketinggian tetapi takut jatuh.
Jawaban yang diperoleh kurir itu adalah “Jika hatimu menggagalkanmu, maka jangan panjat sama sekali.”
Para aanggota Jemaat Ahmadiyah tidak mempunyai rasa takut jatuh, kata Khalifah.
Dan beliau mengenang kata-kata Masih Mau’ud:
“Kelahiran kembali Islam menuntut suatu pengorbanan besar dari kita. Apakah pengorbanan itu? Hidup kita. Dalam pengorbanan ini tergantung hidup Islam , hidup orang-orang Muslim serta manifestasi Tuhan pada zaman kita. Pengorbanan adalah intisari Islam. Inilah Islam yang ingin dipulihkan Tuhan.”
Khalifah meneruskan, Saya menghimbau Tuhan sebagai saksi bahwa ajaran Ahmadiyah tidak lain adalah Kebenaran. Inilah Islam dalam bentuknya yang paling murni.
“Penyelamatan manusia tergantung pada penerimaan agama damai ini. Islam adalah agama yang menghilangkan segala perbedaan antara sesama manusia dan menghancurkan segala rintangan ras, warna kulit , dan kebangsaan yang memecah belah umat manusia.
“Islam membebaskan manusia dari belenggu dosa dan menguatkan hubungan manusia dengan Pencipta-nya. Ini adalah agama yang demikian sederhananya namun sangat terorganisasi sehingga memenuhi tuntutan-tuntutan serta tantangan-tantangan dunia yang terus berubah.
“Islam tidak mengizinkan pemerasan manusia -- baik dalam bidang sosial, politik, ekonomi, maupun keagamaan. Filsafat politik Islam tidak memberi peluang kepada diplomasi palsu atau tipudaya. Islam menjunjung tinggi nilai ahlak luhur serta menggalakkan keadilan hukum dan kejujuran baik terhadap sahabat-sahabat maupun terhadap musuh-musuh dalam setiap ruang lingkup kepentingan manusia.
“Islam juga tidak mengizinkan kekerasan guna menyebarkan ajarannya sendiri serta tidak membolehkan agama-abgama lain untuk berbuat serupa. Keterlibatan dalam terorisme, sekalipun demi tujuan yang paling mulia, sama sekali tak sesuai dengan ajaran-ajaran Islam.
“Islam adalah obat penyembuh bagi segala penyakit dan penderitaan manusia sengsara dewasa ini. Islam mengajar kita bahwa jika manusia tidak hidup berdamai dengan dirinya sendiri serta sesamanya, maka ia tidak akan dapat hidup dalam damai dengan Tuhan.
“Kepada Islam yang demikianlah saya menghimbau semua umat manusia.”
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Beberapa hari kemudian Khalifah menerima surat dari kepala suatu organisasi Sikh di Inggris yang telah menjadi salah seorang tamu. Surat itu membicarakan suasana meriah namun tegas pada perjamuan. “Acara itu telah diwarnai dengan ketenangan dan kedamaian”, katanya.
Kemudian ia menambahkan, “Suatu kekuatan Ilahi tentu berada di belakangnya”.
Itu hanyalah salah satu dari sekian banyak surat yang diterima Khalifah dari para pria dan wanita dari berbagai agama yang hadir pada makan malam tersebut.(mog/kk/hns/hr)