Untuk Membuka wawasan tentang Dunia Politik, Team APACE ngobrol dengan Ir.Abdul Qoyum, di rumahnya Patra Kuningan Jaksel, beberapa waktu sebelum musim Kampanye Calon Presiden RI 2009 yang lalu. Berikut beberapa petikan obrolan tersebut , yang sudah diedit sesuai keperluan. Sementara dalam catatan ini, nama Ir. Qoyum kami tulis dengan inisial PQ ( Pak Qoyum).
PQ sepakat dengat Apace, bahwa Huzur ke 2 ra. juga Ahli Politik dan dekat dengan kalangan Politik. Begitu juga Huzur ke 4.ra. Berdirinya Pakistan jelas ada keterlibatan besar Khalifah Ahmadiyah, juga Pemilihan Kepala Negara Pakistan Pertama. PQ juga bilang, baca Man of God!(Buku Karangan Iain Adamson tentang Biografi Huzur4 ra & Jemaat Ahmadiyah) Sama dengan sikap Apace.
PQ cerita, bahwa ada beberapa Ahmadi yang tidak setuju kita meniru cara Huzur ke 2. Dalilnya,kata Ahmadi itu, Huzur kan dapat Wahyu untuk melakukan itu, sementara kita kan tidak. PQ balik bertanya , lha kalau tidak boleh nyontoh Khalifah , kita disuruh nyontoh siapa? Ujar PQ. Ditimpali celetuk Apace,bukankah semua yang disabdakan Rassullullah, dan kini kita tiru kerjakan, juga berasal dari Wahyu yang diterima Muhammad saw.?
PQ menggambarkan di Jemaat memang banyak macam orang dengan karakter yang berbeda- beda. Tidak ada yang sempurna. Salah satu yang dicontohkan PQ adalah almarhum Abdul Somad, Ahmadi Jakarta Timur – yang selalu tidak setuju Ahmadi berpolitik. Jadi PQ , katanya, sering kalau ketemu Somad di Masjid selalu menegur setengah menyindir: “ Gimana? Jadi Ahmadi tetap tidak boleh berpolitik -ya?”, ujar PQ sambil tersenyum.
Jangan Musuhi, Dekati Para Tokoh
PQ menggambarkan bagaimana Gusdur adalah orang / Presiden yang tidak konsisten. PQ mengaku orang diluar tim resmi Kabinet, yang pertama kali diajak Gusdur (GD) ,sebagai Presiden, melawat ke Luar Negeri. GD menjanjikan, dalam suatu pertemuan ke PQ, bahwa PQ akan memegang seluruh BUMN dalam masa Pemerintahan Gusdur. Tapi dalam waktu singkat akhirnya PQ Cuma diberi jabatan Dirut PGN. Masih banyak janji-2 lain yang diingkari Gusdur.
PQ berdasarkan asumsinya dengan Gusdur, menganggap GM juga sama saja dengan Gusdur, beda-beda tipis. Tapi prinsipnya kalau ada tokoh yang hanya memanfaatkan JAI, atau pribadi Ahmadi , jangan di musuhi- karena kita akan repot kalau menghadapi musuh semacam itu, apalagi kalau banyak. Kita harus tetap kontak dan mendekati-siapapun yang pernah membela Jemaat. Satu ketika pasti ada gunanya.
Contohnya , kata PQ, dulu walau PQ sudah setor ke Gusdur, toh masih diingkari janji. Tapi belakangan, nyatanya Gusdur , walaupun hanya dengan cuap- cuap, tetap membela Ahmadiyah. Jadi mungkin “kebaikan PQ” yang dulu itu baru berbuah sekarang, ujar PQ dgn senyum .(Hw/TTS/nkhas/FD/aadp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar